Friday, October 2, 2009

atau, kenyataan yang kita(aku) sembunyikan

aku selalu saja memekat dan melarut di dalam Masa
melantun antara dinding-dindingnya
dan hidupku berlalu di hadapan mataku seperti perjalanan tren yang tak pernah berhenti
seperti merenung tingkapnya
kota demi kota
warna demi warna
wajah demi wajah
dan aku tak boleh turun darinya
aku tak boleh hentikan bisingnya
suara-suara tanpa butir
perkataan tanpa makna
aku telah lontarkan telapak tanganku ke dalam deru Masa
cuba mencari makna dalam genggamanku
tapi yang melolos dari celah-celah jariku cuma debu-debu
hitam dari masa lampauku
atau apa itu dari masa hadapan?
oh, kita pernah muda, sekali
betapa muda! betapa naif!
betapa usia menghambat mimpi kita
dan dunia menambat hati kita!
aku selalu saja tertanya
apa yang memacu haluan kita dan memesongkannya
apa yang wujud seperti medan magnet di antara kita
menarik jiwa-jiwa kita
membawa kita ke titik yang sama setiap beberapa ketika
setiap kali kita lepaskan genggaman
aku tak pernah dengar suaramu sejak tengkujuh lalu
dan aku di sini, di sebelahmu sekali lagi
selesa dengan lembut belakangmu
merenung wajah tidurmu
lenganku membaluti tubuhmu dan haba dari tubuh kita terperangkap bersama
dan tiada tempat di seluruh dunia yang aku lebih mahukan dari berada di sini, di sisimu